Hati-Hati saat Konsumsi Cokelat, Kenali 5 Faktanya yang Aman untuk Kesehatan

Hidangan berlumuran cokelat maupun minuman cokelat hangat sangat menggoda selera. Bahkan sejumlah studi yang menemukan bahwa cokelat itu baik untuk kesehatan apabila dikonsumsi secara tepat dikutip berbagai artikel. Sayangnya, tidak menerangkan jelas mana cokelat yang aman untuk kesehatan.

1. Cokelat aman untuk kesehatan, jenis apa?

Mengutip penjelasan yang dipublikasikan laman British Heart Foundation, Senin, 20 September, bahan utama cokelat yang Anda makan adalah biji kakao. Di dalam biji kakao mengandung polifenol alami yang terbukti bermanfaat mengurangi tekanan darah dan bersifat antioksidan.

Seperti penelitian yang dilakukan tahun 2020 dari Baylor College of Medicine, Texas. Berdasarkan penelitiannya menyarankan bahwa cokelat dapat menjaga kesehatan pembuluh darah jantung. Tetapi cokelat jenis apa, jumlahnya seberapa banyak, faktor risiko, dan kondisi peredaran darah partisipan, semuanya tidak diterangkan dengan jelas.

Penelitian lain pun juga banyak yang kabur. Merekomendasikan makan cokelat, tetapi yang paling mudah diakses cokelat dengan tinggi kandungan gula dan lemak jenuh.

2. Cokelat hitam lebih baik

Fakta kedua ini menjawab pertanyaan pada poin sebelumnya, bahwa cokelat hitam mengandung lebih banyak kakao dan mentega kakao daripada cokelat susu. Nah, tingkat polifenol tergantung bagaimana biji kakao tersebut diproses hingga menjadi cokelat ready to eat.

Mulai dari proses pemanggangan, fermentasi, waktu dan suhu pemanggangan, pengalkalis, bahan-bahan tambahan hampir dapat menghilangkan polifenol dari cokelat hitam sepenuhnya.


3. Jumlah kalori dan energi yang perlu dibakar setelah makan sebatang cokelat

Setiap dalam satu batang cokelat rata-rata mengandung 220 kkal. Artinya setara dengan 10 persen asupan harian bagi pria dan 12 persen bagi wanita. Untuk menghilangkan energi dari cokelat sebatang yang dimakan pada orang usia 50 tahun membutuhkan waktu berjalan selama 45 – 55 menit.

4. Cokelat tidak membuat ketagihan, tetapi…

Secara ilmiah belum pernah menemukan bahwa cokelat bikin ketagihan. Tetapi, perasaan kita tentang cokelat cenderung mendikte bahwa kita harus makan cokelat untuk mendapatkan rasa nyaman, rewards, dan perayaan.

Dikte dari perasaan tersebut membuat kita sulit mengontrol seberapa banyak yang pas untuk dimakan.

5. Penderita diabetes boleh makan cokelat

Biasanya, orang dengan diabetes mengonsumsi cokelat dalam jumlah sedang ketika menjalani pola hidup sehat. Tetaplah konsumsi cokelat berbahan utama biji kakao dalam jumlah kecil dan mengonsumsinya pada akhir waktu makan agar tubuh menyerapnya lebih lambat.

Fakta tambahan, cokelat panas tidak termasuk minuman yang sehat kecuali Anda bisa memastikan dihidangkan tanpa foam, krim, marshmellow, dan gula.

Sarannya, buat cokelat panas dari sebatang cokelat dengan tambahan susu skim dan bubuk kakao ditambah sedikit sekali gula. Ini dapat menghemat 100 kkal dan lebih bergizi.

Leave a Comment

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.