Produksi Melimpah, Ini Penyebab Konsumsi Cokelat di Indonesia Malah Rendah

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan produksi 811.700 ton.Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan produksi 811.700 ton. (Foto: Shutterstock)

IDXChannel – Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2019, Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan produksi 811.700 ton atau setara 14,74% dari pasokan global (2019).

Namun, besarnya produksi komoditas tersebut tidak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi domestik yang relatif rendah sebesar 0,5 kg/orang per tahunnya (Smesco, 2019), tertinggal jauh dari konsumsi negara-negara di Eropa yakni rata-rata sebesar 10kg/orang per tahun.

Pengusaha Cokelat asal Bali menuturkan bahwa sebagian masyarakat masih terjebak dalam paradigma yang keliru, terutama dalam memahami konsumsi cokelat.

“Sampai saat ini masih banyak paradigma di masyarakat takut makan cokelat karena bisa buat gemuk, bisa bikin diabetes dan lain-lain,” kata Pendiri dan Direktur Pod Chocolate, Ida Bagus Namarupa, dalam Power Breakfast IDXChannel, Kamis (16/9/2021).

Menurutnya, edukasi manfaat cokelat untuk kesehatan penting dilakukan sejalan dengan besarnya potensi kakao lokal yang menjangkau pasar domestik hingga mancanegara.

“Kalau kita bicara potensi pasar masih sangat besar dan luas. Saat ini, masyarakat Indonesia masih belum cukup teredukasi manfaat konsumsi cokelat, tentu saja ketika cokelat itu diolah secara premium, dalam hal ini dijaga dari kualitas biji petani, dengan standar teknologi yang bagus, maka sangat besar sekali peluangnya,” kata Gusde, panggilan akrabnya.

Mengutip berbagai sumber, Cokelat bermanfaat bagi tubuh terutama kandungan flavonoid di dalamnya, yang bertindak sebagai antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas.

Selain dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung, konsumsi cokelat, khususnya cokelat hitam (dark chocolate) dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol jahat.

Kendati demikian, masyarakat perlu mencermati komposisi olahan cokelat. Kandungan tambahan di dalamnya bisa memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Sehingga pertimbangan jenis cokelat dan porsinya yang tepat, dapat membawa kesehatan bagi para pengonsumsinya. 

Leave a Comment

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.